Apakah ukhuwah tak perlu diperjuangkan ?
GE XI JUE JIAO !!
Pribahasa Cina ini berarti “potong
tikarnya jadi 2 bagian”!! Maknanya kurang lebih adalah, jika sebuah persahabatan tak lagi ada kesesuaian prinsip, maka
putuskan saja. Bagaimana asal muasalnya? Lei Wei Ye menceritakan dalam The powerful wisdom from ancient stories
Pada zaman Dinasti Han Timur,
demikianlah Lei berkisah, ada 2 pemuda terpelajar yang bernama Huan Xin dan Guan
Ning. Mereka bersahabat akrab dan dekat.
Mereka sering membaca buku bersama, belajar bersama, membincangkan
berbagai masalah negeri, bertukar fikiran berdua, dan kompak melakukan berbagai
kegiatan yang lain.
Suatu hari setelah belajar bersama,
Guan Ning dan Huan Xin pergi ke lapangan rumput. Sambil mencabuti rumput mereka
berbincang dan bercanda dgn riang gembira. Kadang mereka berlarian dari sudut
lapangan yg satu ke arah gerumbul yg lain. Satu saat terdengar suara berdenting
keras. “Thuing!”
Ternyata Guan Ning terjatuh. Kepalanya membentur tanah
dan pengait gelungnya yg terbuat dari batu kumala mengenai suatu benda keras.
Tetapi Guan Ning segera bangkit seolah tak terjadi apa2 Huan Xin penasaran. Dia
ingin tahu apa yg menyebabkan bunyi berdenting begitu keras tadi. Dicukirinya
tanah temat Guan Ning terjatuh dan Astaga..! Segelendung emas. Besar Sekali !
Ternyata pengait gelung kumala Guan Ning tadi membentur bongkahan
emas. “Bagaimana ini?” seru Hua Xin. Tai Guan Ning seolah tak mendengar pernyataan
Hua Xin. Dia meneruskan mencabuti rumput.
“Wah,” pikir Hua Xin “Guan Ning tak peduli dgn emas ini.
Seharusnya aku juga tak peduli dan meneruskan mencabut rumput bersamanya.” Maka
Hua Xin pun mengikuti Guan Ning meneruskan mencabut rumput. Tapi hatinya
gelisah. Dia tak bisa membiarkan emas itu tergeletak tak berguna di rerumputan.
Dia berfikir, andai emas itu dibawa pulang, tentu dia bisa membantu ekonomi
keluarganya. Tapi mengambilnya dari sini sementara dia bukan pemiliknya,
bukankah itu saama dengan mencuri?
Hua Xin bimbang, dia tak kosentrasi. Berapa kali Guan
Ning mengajaknya berbincang, tapi tak bersambung, “Hei!” seru Guan Ning “ ada
apa dgnmu kawan?”
Hua Xin terkejut. Dgn terbata-bata dia menjawab.
“Emas… Emas? Bagaimana dgn emas itu?” Bagaimana dgn emas itu?” katanya
“Emas apa?” Guan Ning seakan tak
peduli dan tak mau tahu. Dia terus mencabuti rumput. Mendengar itu Hua Xin menjadi malu. Dia merasa sudah selayaknya
bersikap sebagaimana sahabatnya.Maka dihampirinya bongkahan emas itu lalu dilemparnya
jauh2 sambil berteriak, “aku tak ingin memikirkanmu lagi”!
Berapa hari kemudian, mereka berdua
duduk diatas sehelai tikar sambil membaca. Di tengah keasyikan, terdengar suara
gemuruh dan hiruk-pikuk. Hua Xin
terhenyak “Tidakkah kau dengar itu Guan Ning?” ujarnya. Guan Ning seakan
tak mendengarkan. Dia terus membaca, sesekali diejanya kata2 dlm buku dgn agak
keras. Hua Xin terombang-ambing antara
membacai kata2 dlm buku, memdengar kesemarakan yg makin ramai , dan
melirik-lirik utk menebak adakah Guan Ning juga terdengar pada bebunyian dari
jalanan itu
Tetapi akhirnya Hua Xin tak kuat menahan penasaran. Dia tinggalkan
bukunya dan berlari kea rah asal suara.
Tak lama kemudian dia sudah kembali dgn berlari sambil beseru2 hirang pada Guan
Ning .” Guan Ning, Guan Ning! Di jalan raya ada pawai keajaan! Bagus sekali,
megah, dan mewah! Para pangeran dan prajuritnya begitu gagah! Putri &
dayang2nya cantik sekali! Ayo kita segera ke sana. Ini sungguh pawai yg
langka!”
Guan Ning memerhatikan sahabatnya itu
sambil tersenyum. Dan ternyata Hua Xin tak menunggu lama2. Dia segera berlari
kembali kea rah jalan utama. Guan Ning menatapnya dgn masygul sambil
mengeleng-gelengkan kepalanya.
Ringkasnya, setelah puas menonton
pawai kerajaan, Hua Xin kembali lagi kepada sahabatnya yg dilihatnya masih
terus membaca diatas tikar mereka. Tapi kini tikar itu telah terpotong menjadi
2 bagian. “Hei” seru Hua Xin, “siapa yg telah memotong tikar kita ini?”
“aku yg memotongnya,” jawab Guan
Ning. Ditatapnya Hua Xin dengan prihatin.
“ada apa memangnya?” Tanya Hua Xin.
“Bukankah selama ini kita selalu menggunakannya utk belajar, bertukar fikiran,
dan melakukan segala bersama?”
“Engkau benar,” jwb Guan Ning. Dia
bangkit lalu berdiri membelakangi Hua Xin. “Selama ini aku menyangka kita ber2
memiliki cita2 dan impian yg sama. Sejauh ini aku mengira kita memunyai
gambaran serupa tentang apa itu keluhuran budi dan kemuliaan jiwa. Selama ini
aku menduga kita menyepakati jalan yg satu untuk mencapainya. Tapi ternyata aku
salah!”
“Apa maksudmu, Guan Ning?”
“Kita berbeda, Hua Xin. Sementara
aku bergumul dengan buku2 & ilmu, kau lebih tertarik pada kilau emas dan
gemuruh kenikmatn duniawi. Mulai saat ini kita harus berpisah. Biarlah masing2
kita menempuh jalan sendiri. Seperti kata org bijak “ketika hujan turun, ayam
berteduh di bawah pohon, sementara bebek menceburkan diri ke dasar kolam.
Biarlah masing2 menemukan kebahagiannya sendiri!””
“Jadi..jadi?” Hua Xin sangat malu
dan terpukul. Dia berlari meninggalkan sahabatnya itu sambil menagis. Guan Ning
juga menitikkan air mata melihat kepergian sang kawan. Sejak saat itu, jika
suatu persahabatan tak lagi bisa dilanjutkan karena berbeda prinsip, org Cina
mengatakan, “ Ge xi jue jiao! potong tikarnya jadi 2 bagian !!”
Sungguh tiap mukmin bersaudara ( Q.S
Al-Hujarat : 10 )
Aku tahu Ukhuwah tak perlu
dierjuangkan
Tak perlu karna ia hanyalah akibat
dari Iman
Ya Ukhuwah dikarnakan akibat iman
Setelah kita membaca kisah tersebut
apa yang kita rasakan ?? memang pada dasarnya setiap hubungan itu memiliki
suka- duka, perbedaan, pertengkaran tapi itulah yang mebuat manis tetapi apakah
kita ingin seperti Guan Ning & Hua Xin. Selama ini mereka menyangka mereka
ber2 memiliki cita2 dan impian yg sama. Sejauh ini mereka mengira kita memunyai
gambaran serupa tentang apa itu keluhuran budi, kemuliaan jiwa dan tujuan
hidup. Selama ini mereka menduga mereka menyepakati jalan yg satu untuk
mencapainya. Dan ternyata Mereka berbeda prinsip yg pada akhirnya mereka
berpisah untuk selama-lamanya Tapi apakah kita ingin seperti itu ? Sungguh
memang pada realita nya kita selalu di persulitkan dengan perbedaan, tak
samanya prinsip, perdebatan, dan kadang saling membenci.. lalu apakah makna
sebuah Kesetiaan ?? Apa makna sebuah cinta dalam persahabatan, apa makna sebuah
teman seperjuangan ? jika diantara kita ketika mengalami perbedaan prinsip,
perbedaan padangan saja langsung saling membenci ?? langsung saling membela
diri, langsung membusungkan kegoan masing2, lebih penting memenangkan debat,
membela diri daripada menjaga, agar hati seorang kawan tak tersakiti. dan tanpa
memikirkan bagaimana Ketika mengalami perbedaan tetapi tetap satu ?????
Memang tiap mukmin bersaudara. Aku
tahu Ukhuwah tak perlu diperjuangkan .Tak perlu karna ia hanyalah akibat dari
Iman. Karena Ukhuwah berasaskan Cinta Suci sesama Karena Iman yg kuat Iman
karena Allah yaa.. Iman yg kuat karena Allah bukan Iman yang
compang-camping
“Dan Allah yg mempersatukan hati
para hamba beriman. Jikapun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk
mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpunkan
hati mereka. Tetapi Allah yang telah menyatupadukan mereka” ( Q.S
Al-Anfal : 63 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar