Kata pengantar
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas berkah dan rahmatnya
sehingga tugas ini terselesaikan
Makalah yang berjudul “bakteri salmonella typhi” ini,
kami susun untuk memenuhi syarat dalam hal syarat konta belajar
bakteriologi. Pola dan sistem penyajian materi dalam makalah ini diharapkan
dapat dimengerti oleh siswa dan dan guru dalam melaksanakan partisipasi
kegiatan belajar mengajar.
Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua umumnya
Jakarta, __________
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata
pengantar..........................................................................................................................1
Daftar
isi....................................................................................................................................2
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang....................................................................................................................3
B.RumusanMasalah...............................................................................................................5
C. Tujuan...............................................................................................................................5
BAB
II PEMBAHASAN
A. Defenisi.............................................................................................................................6
B. Sifat
Bakteri Salmonella
Typhi.............................................................................................7
C. Patogenitas.........................................................................................................................7
D. Media
Tumbuh..................................................................................................................7
E. Struktur
Antigen..................................................................................................................8
F. Faktor
Virulensi....................................................................................................................8
G.Epidemiologi......................................................................................................................8
H.Penularan.............................................................................................................................9
I. Cara
Pemeriksaan
Laboratorium...........................................................................................10
J. Pengobatan.........................................................................................................................11
K. Pencegahan..............................................................................................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................................................13
Daftar
Pustaka...................................................................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Di
seluruh dunia, demam typhus mempengaruhi sekitar 17 juta orang per tahun,
menyebabkan hampir 600.000 kematian. Agen penyebabnya, Salmonella typhi
enterica (disebut sebagai Salmonella typhi dari sekarang), adalah parasit
obligat yang tidak memiliki reservoir alami yang dikenal di luar manusia.
Sedikit yang diketahui tentang sejarah munculnya infeksi salmonella typhi
manusia, namun diperkirakan telah menyebabkan kematian tokoh terkenal seperti
penulis Inggris dan penyair Rudyard Kipling, penemu pesawat: Wilbur Wright, dan
Kekaisaran Yunani Alexander Agung. Epidemi tercatat paling awal terjadi di
Jamestown, VA mana diperkirakan bahwa 6.000 orang meninggal karena demam tipus
di awal abad ke-17. Penyakit ini jarang terjadi di Amerika Serikat dan
negara-negara maju, tetapi selalu menimbulkan risiko
munculnya.
Habitat
Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan
dan minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi
kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi. Salmonella
typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme
ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan
berkembang biak mencapai dosis infekti.
Dimensi
Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2-
4 mikrometer x 0.5-0.8 mikrometer dan bergerak.
Adapun bakteri salmonella dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kelas :Psilopsida.
Ordo :Psilotales.
Family :Psilotaceae.
Genus :Salmonella.
Species :salmonella
typhi.
Salmonella typhy masuk kedalam
tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Bakteri masuk
kesaluran cerna, usus selanjutnya melalui aliran darah masuk kehati, limfa,
sumsum tulang dan empedu.
Sacara
bertahap dalam waktu 8 – 14 hari setelah terinfeksi bakteri Salmonella biasa
menimbulkan gejala demam tifoid berupa : demam, sakit kepala, lemah dan lelah,
sakit tenggorokan, nyeri perut dan diare (terutama anak-anak) atau konstipasi
atau sembelit (terutama orang dewasa) memasuki minggu kedua, pada penderita
biasa timbul bercak kecil kemerahan (rose sport) dibagian bawah dada
atau bagian atas perut, yang biasanya hilang dalam 3-4 hari.
Penyakit
ini biasanya berlangsung 3 – 5 minggu, diikuti komplikasi utama berupa
perdarahan pada saluran pencernaan dan perporasi usus disertai peritonitis.
Pemeriksaan
laboratorium yang biasa dilakukan dalam mendiagnosa demam tifoid adalah isolasi
bakteri, uji serelogi dan uji molekuler. Uji serologi demam tifoid dengan
mendeteksi antibody spesifik terhadap komponen antigen Salmonella typhy maupun
mendeteksi antigen itu sendiri. Beberapa uji serologi yang dapat digunakan pada
demam tifoid ini meliputi : uji widal, uji dipstick, tes tubex, uji
enzyme-linket immunosorbent assay (ELISA).
B. Rumusan
masalah
1. Mengetahui
struktur antigen salmonella typhi.
2. Mengetahui
fektor virulensi pada salmonella typhi.
3. Mengetahui
sifat bakteri salmonella typhi.
4. Mengetahui
penyakit yang ditimbulakan oleh bakteri Salmonella typhi.
5. Mengetahui
cara pemeriksaan laboratorium atas bakteri Salmonella typhi.
6. Mengetahui
cara pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan oleh salmonella typhi.
7. Mengetahui
cara pencegahan dari pada bakteri Salmonella typhi.
C. Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui struktur antigen salmonella typhi.
2. Untuk
mengetahui fektor virulensi pada salmonella typhi.
3. Untuk
mengetahui sifat bakteri salmonella typhi.
4. Untuk
mengetahui penyakit yang ditimbulakan oleh bakteri Salmonella typhi.
5. Untuk
mengetahui cara pemeriksaan laboratorium atas bakteri Salmonella typhi.
6. Untuk
mengetahui cara pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan oleh salmonella typhi.
7. Untuk
mengetahui cara pencegahan dari pada bakteri Salmonella typhi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi
Salmonella
typhi merupakan salah satu spesies bakteri salmonella yang berbentuk
basil, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich,
mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang
mengandung empedu yang apabila masuk kedalam tubuh manusia akan dapat
menyebabkan penyakit infeksi S. typhi dan mengarah kepengembangan
tifus,atau demam enterik.
Salmonella typhi
menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke
dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan
makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan
kematian S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan
tidak ada inang lain.
Infeksi
Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan
kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh
mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan
dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat yangmenyebabkan tifoid, paratifod, dan penyakitfoodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat
bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel
Edward Salmon,
ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald
Smith (yang terkenal
akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada
tubuh babi.
B. Sifat Bakteri
Salmonella Typhi
Adapun
sifat dari bakteri diatas adalah sabagai berikut :
bentuk
batang, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik
pada perbenihan yang menganddung empedu.
sebagian
besar salmonella typhi bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber
infeksi pada manusia, binatang-binatang itu antara lain tikus, unggas, anjing,
dan kucing.
dialam
bebas salmonella typhi dapat tahan hidup lama dalam air , tanah atau pada bahan
makanan. di dalam feses diluar tubuh manusia tahan hidup 1-2 bulan.
C. Patogenitas
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne
diseases).[5] Pada umumnya, serotipeSalmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan.
Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah
memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya
adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenisS. enterica adalah S.
typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi
menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasibakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis,
yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus
meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki
keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. InfeksiSalmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita,
ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena
kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah
dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
D. Media tumbuh
Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai
macam media, salah satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang dapat digunakan adalah SS
agar, bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan
xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA merupakan media
selektif-diferensial. Media ini tergolong selektif karena terdiri dari bile salt yang berguna untuk
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga
diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella.] Media ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat membedakan bakteri Salmonella
dengan bakteri lainnya dengan cara memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan salisin, dengan komposisi laktosa yang paling tinggi.
Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa, sehingga asam yang dihasilkan
hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi glukosa saja. Hal ini
menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena
asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan
bromtimol blue.
E. Struktur antigen
1. Antigen
O
Antigen
O merupakan somatic yang terletak dilapisan luar tubuh kuman. Struktur kimianya
terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap pemenasan 100oC selama
2-5 jam, alcohol dan asam yang encer.
2. Antigen
H
Antigen
H merupakan antigen yang terletak di plagella, pibriae atau fili
Salmonella typhi dan berstruktur kimia protein. Antigen ini tidak aktif
pada pemanasan di atas suhu 60oC, dan pemberian alcohol atau asam.
3. Antigen
Vi
Antigen
Vi terletak dilapisan terluar Salmonella typhi (kapsul) yang melindungi
kuman dari pagositas dengan struktur kimia glikolitid. Akan rusak bila
dipanaskan selama 1 jam pada suhu 60oC, dengan pemberian asam dan fenol.
Antigen inidigunakan untuk mengetahui adanya karier.
4. Outer
Membrane Protein (OMP)
Antigen
OMP Salmonella Typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak diluar
membrane plasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap ingkungan
sekitarnya. OMP ini terdiri dari 2 bagian yaitu proteinnonporin.
F. Faktor
Virulensi
Salmonella typhi
memiliki kombinasi karakteristik yang menjadikannya patogen efektif. Spesies
ini berisi endotoksin khas dari organisme Gram negatif, serta antigen Vi yang
ini diyakini akan meningkatkan virulensi. Hal ini juga memproduksi dan
mengeluarkannya protein yang dikenal sebagai "invasin" yang
memungkinkan sel-sel non-fagosit untuk mengambil bakteri, di mana ia dapat
hidup intrasel. Hal ini juga mampu menghambat meledak oksidatif leukosit,
membuat respons imun bawaan tidak efektif.
G. Epidemiologi
Pertemuan
manusia untuk Salmonella typhi dilakukan melalui rute fecal-oral dari individu
yang terinfeksi kepada orang sehat. Kebersihan miskin
pasien shedding organisme dapat menyebabkan infeksi sekunder, serta konsumsi
kerang dari badan air tercemar. Sumber yang paling umum infeksi, bagaimanapun,
adalah minum air tercemar oleh urin dan kotoran
individu
yang terinfeksi. Ukuran inokulum estimasi untuk infeksi adalah 100.000 bakteri.
Demam Tifoid juga merupakan infeksi laboratorium kedua yang paling sering
dilaporkan.
Masuknya
spesies ini bakteri ke dalam tubuh manusia yang paling sering dicapai dengan
konsumsi, dengan pentingnya diketahui transmisi aerosol. Setelah tertelan,
organisme berkembang biak di usus kecil selama periode 1-3 minggu, sungsang
dinding usus, dan menyebar ke sistem organ dan jaringan lain. Pertahanan tuan
rumah bawaan melakukan sedikit untuk mencegah infeksi karena inhibisi lisis
oksidatif dan kemampuan untuk tumbuh intrasel setelah
pengambilan.
Transmisi
Salmonella typhi hanya terbukti terjadi dengan rute fecal-oral,
sering dari individu asimtomatik. 2-5% dari individu yang terinfeksi sebelumnya
menjadi carrier kronis yang tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, tetapi
aktif gudang organisme layak mampu menginfeksi orang lain. Sebuah contoh yang
terkenal adalah "Tifus" Maria Mallon, yang adalah seorang penangan
makanan bertanggung jawab untuk menginfeksi sedikitnya 78 orang, menewaskan 5.
Pembawa ini sangat menular menimbulkan risiko besar bagi kesehatan masyarakat
karena kurangnya gejala penyakit terkait.
Kerusakan
yang disebabkan oleh demam tifoid adalah reversibel dan terbatas jika
pengobatan dimulai pada awal infeksi. Hal ini menyebabkan angka kematian kurang
dari 1% di antara individu-individu diperlakukan yang memiliki strain
antibiotik-rentan Salmonella typhi, membuat hasil dan prognosis untuk pasien
yang positif.
H. Penularan
Adapu
cara penularan dari penyakit typhus adalah sebagai berikut:
1. melalalui
makanan yang terkontaminasi oleh bakteri.
2. melalui
air untuk keperluan rumah tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
3. Melalui
daging, telur, susu yang berasal dari hewan sakit yang dimasak
kurang matang.
4. makana
dan minuman berhubungan dengan binatang yang mengandung bakteri salmonella
typh, seperti lalat, tikus, kucing dan ayam.
Setelah
sembuh dari penyakitnya, penderita akan kebal terhadap typhus, untuk waktu
cukup lama. Interksi ulang (reinfeksi) dapat terjadi, tetapi biasanya gejalanya
sangat ringan. Makanan penderita dapat juga menjadi karier karena bakteri
menetap dan berkembang biak dalam kandung empedunya. Bahan
yang berbahaya untuk penularan adalah feses penderita atau karier.
I. Cara
Pemeriksaan Laboratorium
Untuk
keakuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa
pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal
dan biakan empedu.
1. Pemeriksaan
darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di laboratorium
sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih
yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat dan eosinofilia.
2. Pemeriksaan
Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap kuman tifus.
Widal positif kalau titer O (1/160) atau lebih dan atau menunjukkan kenaikan
progresif menggunakan metode “Tube Aglutination Test”.
Reaksi
Widal
salmonella
typhi mempunyai tiga macam antigen yaitu O antigen (somatik antigen) H antigen
(flagellar antigen) dan Vi antigen (virulensi antigen). pada reaksi
aglutinasinya :
Aglutinasi
O berbentuk butir-butir pasir yang tidak hilang bila di
kocok.
Aglutinassi
H berbentuk butir-butir yang holang bila dikocok
Aglutinsi
Vi berbentuk awan.
Reaksi
widal adalah suatu reaksi serum(sero-tes)untuk mengetahui ada tidaknya antibody
terhadap salmonella tyhpi, dengan jalan mereaksikan serum seseorang dengan
antigen O, H, dan Vi dari laboratorium. Bila terjadi aglutinasi,
dikatakan reaksi widal posotif yang berarti serum orang tersebut mempunyai
antybody terhadap salmonella tyhpi, baik setelah vaksinasi, setelah sembuh dari
penyakit thypus ataupun sedang menderita thypus. Reaksi widal
negatif artinya tidak memiliki antybody terhadap salmonella thypi.
Reaksi
widal dipakai untuk menegakkan diagnosa penyakit thypus abdominalis. peninggian
titer aglutinin O menunjukkan adanya infeksi yang aktif, peninggian titer
aglutinin H menunjukkan disebabakan vaksinasi, peninggian titer aglutini Vi
menunjukkan karier.
3. Diagnosa
demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya
kuman Salmonella typhi dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian
sering ditemukan dalam urine dan faeces.
Sampel
darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine dan
faeces dua kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah
benar-benar sembuh dan bukan pembawa kuman (carrier).
Sedangkan
untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit lain maka
perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari, dokter
akan memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain
seperti Paratifoid A, B dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza,
malaria, TBC (Tuberculosis), dan infeksi paru (Pneumonia).
J. Pengobatan
Dengan
antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan. Kadang
makanan diberikan melalui infus sampai penderita dapat mencerna makanan. Jika
terjadi perforasi usus, diberikan antibiotik berspektrum luas (karena berbagai
jenis bakteri akan masuk ke dalam rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan
pembedahan untuk memperbaiki atau mengangkat bagian usus yang mengalami
perforasi.
Anti
biotika yang sering digunakan:
Kloramfenikol :
Dosis : 4 x 500mg/hari . Diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas.
Tiamfenikol: Dosis
; 4×500 mg.
Kotrimoksazol
: Dosis : 2 x 2 tablet (1 tablet mengandung sulfametoksazol 400 mg dan 80
mg trimetoprim) diberikan selama 2 minggu.Ampisilin dan amoksisilin
: dosis : 50-150 mg/kgBB dan digunakan selama 2 minggu.
Sefalosporin
generasi ketiga : dosis 3-4 gram dalam dektrosa 100 cc diberikan selama ½
jam perinfus sekali sehari, diberikan selama 3 hingga 5 hari.
K. Pencegahan
Vaksin tifus
per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%. Vaksin ini hanya
diberikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh bakteri Salmonella
typhi dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi (termasuk petugas
laboratorium dan para pelancong).
Adapun
untuk mencegahnya adalah melakukan hal-hal berikut:
1. Menyediakan
tempat pembuangan yang sehat dan higienis.
2. Mencuci
tangan sebelum mengkonsumsi jajanan.
3. Menghindari
jajan di tempat yang kurang terjamis kebersihan dan kesehatannya.
4. Menjaga
agar sumber air yang digunakan tidak terkontaminasi oleh bakteri thypus.
5. Jangan
menggunakan air yang sudah tercemar. Masak air hingga 100˚C.
6. Melakukan
pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan/jajanan.
7. Melakukan
vaksinasi untuk memberi kekebalan tubuh yang kuat.
8. Mencari
informasi mengenai bahaya penyakit thypus. Jika memahami tentang penyakit ini, maka pelajar akan lebih mudah untuk
menjaga diri dan lingkungannya agar selalu bersih dan sehat.
9. Menemukan
dan mengawasi pengidap kuman. Pengawasan diperlukan agar tidak lengah terhadap kuman yang dibawa. Sebab,
jika lengan, sewaktu-waktu penyakitnya akan kambuh.
10. Daya
tahan tubuh ditingkatkan lagi.
11. Jangan
banyak jajan di luar rumah.
12. Mengkonsumsi
makanan yang masih panas sehingga kebersihannya terjamin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salmonella adalah
penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases).
Pada
umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ
pencernaan. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah
kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging,
kerang dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infeksi.
Infeksi Salmonella dapat
berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang
lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun.
Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga
kebersihan makanan yang dikonsumsi.
B. Saran
Adapun
saran dari penulis yakni :
1. supaya
kita selalu menjaga kebersihan lingkungan hidup kita agar terhindar dari
kontaminasi dengan bakteri salmonella typhi.
2. Agar
mewaspadai sejak dini pencegahan dan pengobatan penyakit typhus.
3. Dan
yang paling penting adalah ” Mencegah lebih baik daripada mengobati”.
DAFTAR PUSTAKA
Entjang
Indan, dr. 2001. “Mikrobiologi & Parasitologi”, Citra Aditya
Bakti : Bandung.
Arif
Mansyur. 2007. “Semiloka Mutu “Pemantapan Mutu tes Rapid
Salmonella”, Makassar.
Brooks,
Geo F, Butel, Janet S, Morse, Stephen A. 2005.“Mikrobiologi Kedokteran Edisi
Pertama”, Salemba Medica : Jakarta.
Nugraha
Tania. 2010. “Penata Laksanaan Demam Tifoid”,Fakultas Kedokteran
Universitas Riau.
·
www.googlecrome.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar