Kamis, 10 Juli 2014

Bakteri Salmonella Typhi

Kata pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas berkah dan rahmatnya sehingga tugas ini terselesaikan
            Makalah  yang berjudul “bakteri salmonella typhi” ini, kami susun untuk memenuhi syarat dalam hal syarat konta belajar bakteriologi. Pola dan sistem penyajian materi dalam makalah ini diharapkan dapat dimengerti oleh siswa dan dan guru dalam melaksanakan partisipasi kegiatan belajar mengajar. 
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua umumnya


Jakarta, __________


                                                                                                                     Penulis

               


1
DAFTAR ISI
Kata pengantar..........................................................................................................................1   
Daftar isi....................................................................................................................................2
BAB I  PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................................3
B.RumusanMasalah...............................................................................................................5 C.     Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi.............................................................................................................................6
B. Sifat Bakteri Salmonella Typhi.............................................................................................7
C. Patogenitas.........................................................................................................................7
D. Media Tumbuh..................................................................................................................7
E. Struktur Antigen..................................................................................................................8
F. Faktor Virulensi....................................................................................................................8
G.Epidemiologi......................................................................................................................8
H.Penularan.............................................................................................................................9
I. Cara Pemeriksaan Laboratorium...........................................................................................10 
J. Pengobatan.........................................................................................................................11
K. Pencegahan..............................................................................................................................11
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................................................13
B.     Saran..........................................................................................................................................13
Daftar Pustaka...................................................................................................................................14




2
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Di seluruh dunia, demam typhus mempengaruhi sekitar 17 juta orang per tahun, menyebabkan hampir 600.000 kematian. Agen penyebabnya, Salmonella typhi enterica (disebut sebagai Salmonella typhi dari sekarang), adalah parasit obligat yang tidak memiliki reservoir alami yang dikenal di luar manusia. Sedikit yang diketahui tentang sejarah munculnya infeksi salmonella typhi manusia, namun diperkirakan telah menyebabkan kematian tokoh terkenal seperti penulis Inggris dan penyair Rudyard Kipling, penemu pesawat: Wilbur Wright, dan Kekaisaran Yunani Alexander Agung. Epidemi tercatat paling awal terjadi di Jamestown, VA mana diperkirakan bahwa 6.000 orang meninggal karena demam tipus di awal abad ke-17. Penyakit ini jarang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara maju, tetapi selalu menimbulkan risiko munculnya.      

Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2- 4 mikrometer x 0.5-0.8 mikrometer dan bergerak.

Adapun bakteri salmonella dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
      Kelas               :Psilopsida.
      Ordo                :Psilotales.
      Family             :Psilotaceae.
      Genus              :Salmonella.
      Species            :salmonella typhi.

Salmonella typhy masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Bakteri masuk kesaluran cerna, usus selanjutnya melalui aliran darah masuk kehati, limfa, sumsum tulang dan empedu.

Sacara bertahap dalam waktu 8 – 14 hari setelah terinfeksi bakteri Salmonella biasa menimbulkan gejala demam tifoid berupa : demam, sakit kepala, lemah dan lelah, sakit tenggorokan, nyeri perut dan diare (terutama anak-anak) atau konstipasi atau sembelit (terutama orang dewasa) memasuki minggu kedua, pada penderita biasa timbul bercak kecil kemerahan  (rose sport) dibagian bawah dada atau bagian atas perut, yang biasanya hilang dalam 3-4 hari.
Penyakit ini biasanya berlangsung 3 – 5 minggu, diikuti komplikasi utama berupa perdarahan pada saluran pencernaan dan perporasi usus disertai peritonitis.
Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan dalam mendiagnosa demam tifoid adalah isolasi bakteri, uji serelogi dan uji molekuler. Uji serologi demam tifoid dengan mendeteksi antibody spesifik terhadap komponen antigen Salmonella typhy maupun mendeteksi antigen itu sendiri. Beberapa uji serologi yang dapat digunakan pada demam tifoid ini meliputi : uji widal, uji dipstick, tes tubex, uji enzyme-linket immunosorbent assay (ELISA).

B.       Rumusan masalah

1.      Mengetahui struktur antigen salmonella typhi.
2.      Mengetahui fektor virulensi pada salmonella typhi.
3.      Mengetahui sifat bakteri salmonella typhi.
4.      Mengetahui penyakit yang ditimbulakan oleh bakteri Salmonella typhi.
5.      Mengetahui cara pemeriksaan laboratorium atas bakteri Salmonella typhi.
6.      Mengetahui cara pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan oleh salmonella typhi.
7.      Mengetahui cara pencegahan dari pada bakteri Salmonella typhi.

C.      Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui struktur antigen salmonella typhi.
2.      Untuk mengetahui fektor virulensi pada salmonella typhi.
3.      Untuk mengetahui sifat bakteri salmonella typhi.
4.      Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulakan oleh bakteri Salmonella typhi.
5.      Untuk mengetahui cara pemeriksaan laboratorium atas bakteri Salmonella typhi.
6.      Untuk mengetahui cara pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan oleh salmonella        typhi.
7.      Untuk mengetahui cara pencegahan dari pada bakteri Salmonella typhi

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Defenisi


Salmonella typhi merupakan salah satu spesies bakteri salmonella yang berbentuk basil, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung empedu yang apabila masuk kedalam tubuh manusia akan dapat menyebabkan penyakit infeksi S. typhi dan mengarah kepengembangan tifus,atau demam enterik.
Salmonella  typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain.
Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat yangmenyebabkan tifoidparatifod, dan penyakitfoodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfidaSalmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi.

B. Sifat Bakteri Salmonella Typhi

Adapun sifat dari bakteri diatas adalah sabagai berikut :
 bentuk batang, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah    tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang menganddung empedu.
 sebagian besar salmonella typhi bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber infeksi pada manusia, binatang-binatang itu antara lain tikus, unggas, anjing, dan kucing.
 dialam bebas salmonella typhi dapat tahan hidup lama dalam air , tanah atau pada bahan makanan. di dalam feses diluar tubuh manusia tahan hidup 1-2 bulan.

C.  Patogenitas

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases).[5] Pada umumnya, serotipeSalmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demamsakit kepalamual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenisS. enterica adalah S. typhiS. typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasibakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. InfeksiSalmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.

D. Media tumbuh

Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media, salah satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA merupakan media selektif-diferensial. Media ini tergolong selektif karena terdiri dari bile salt yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella.] Media ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosaglukosa, dan salisin, dengan komposisi laktosa yang paling tinggi. Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa, sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi glukosa saja. Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan bromtimol blue.

E. Struktur antigen

1.    Antigen O
Antigen O merupakan somatic yang terletak dilapisan luar tubuh kuman. Struktur kimianya terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap pemenasan 100oC selama 2-5 jam, alcohol dan asam yang encer.
2.   Antigen H
Antigen H merupakan antigen yang terletak di plagella, pibriae atau fili Salmonella typhi dan berstruktur kimia protein. Antigen ini tidak aktif pada pemanasan di atas suhu 60oC, dan pemberian alcohol atau asam.
3.    Antigen Vi
Antigen Vi terletak dilapisan terluar Salmonella typhi (kapsul) yang melindungi kuman dari pagositas dengan struktur kimia glikolitid. Akan rusak bila dipanaskan selama 1 jam pada suhu 60oC, dengan pemberian asam dan fenol. Antigen inidigunakan untuk mengetahui adanya karier.
4.   Outer Membrane Protein (OMP)
Antigen OMP Salmonella Typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak diluar membrane plasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap ingkungan sekitarnya. OMP ini terdiri dari 2 bagian yaitu proteinnonporin.

F.   Faktor Virulensi

Salmonella  typhi memiliki kombinasi karakteristik yang menjadikannya patogen efektif. Spesies ini berisi endotoksin khas dari organisme Gram negatif, serta antigen Vi yang ini diyakini akan meningkatkan virulensi. Hal ini juga memproduksi dan mengeluarkannya protein yang dikenal sebagai "invasin" yang memungkinkan sel-sel non-fagosit untuk mengambil bakteri, di mana ia dapat hidup intrasel. Hal ini juga mampu menghambat meledak oksidatif leukosit, membuat respons imun bawaan tidak efektif.  

 G.       Epidemiologi

Pertemuan manusia untuk Salmonella typhi dilakukan melalui rute fecal-oral dari individu yang terinfeksi kepada orang sehat.  Kebersihan  miskin pasien shedding organisme dapat menyebabkan infeksi sekunder, serta konsumsi kerang dari badan air tercemar. Sumber yang paling umum infeksi, bagaimanapun, adalah minum air tercemar oleh urin dan kotoran
individu yang terinfeksi. Ukuran inokulum estimasi untuk infeksi adalah 100.000 bakteri. Demam Tifoid juga merupakan infeksi laboratorium kedua yang paling sering dilaporkan.
Masuknya spesies ini bakteri ke dalam tubuh manusia yang paling sering dicapai dengan konsumsi, dengan pentingnya diketahui transmisi aerosol. Setelah tertelan, organisme berkembang biak di usus kecil selama periode 1-3 minggu, sungsang dinding usus, dan menyebar ke sistem organ dan jaringan lain. Pertahanan tuan rumah bawaan melakukan sedikit untuk mencegah infeksi karena inhibisi lisis oksidatif dan kemampuan untuk tumbuh intrasel setelah pengambilan.       
Transmisi Salmonella  typhi hanya terbukti terjadi dengan rute fecal-oral, sering dari individu asimtomatik. 2-5% dari individu yang terinfeksi sebelumnya menjadi carrier kronis yang tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, tetapi aktif gudang organisme layak mampu menginfeksi orang lain. Sebuah contoh yang terkenal adalah "Tifus" Maria Mallon, yang adalah seorang penangan makanan bertanggung jawab untuk menginfeksi sedikitnya 78 orang, menewaskan 5. Pembawa ini sangat menular menimbulkan risiko besar bagi kesehatan masyarakat karena kurangnya gejala penyakit terkait.
Kerusakan yang disebabkan oleh demam tifoid adalah reversibel dan terbatas jika pengobatan dimulai pada awal infeksi. Hal ini menyebabkan angka kematian kurang dari 1% di antara individu-individu diperlakukan yang memiliki strain antibiotik-rentan Salmonella typhi, membuat hasil dan prognosis untuk pasien yang positif.

H.       Penularan  

Adapu cara penularan dari penyakit typhus adalah sebagai berikut:
1.      melalalui makanan yang terkontaminasi oleh bakteri.
2.      melalui air untuk keperluan rumah tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
3.      Melalui daging,  telur, susu yang berasal dari hewan sakit yang dimasak kurang matang.
4.      makana dan minuman berhubungan dengan binatang yang mengandung bakteri salmonella typh, seperti lalat, tikus, kucing dan ayam.
Setelah sembuh dari penyakitnya, penderita akan kebal terhadap typhus, untuk waktu cukup lama. Interksi ulang (reinfeksi) dapat terjadi, tetapi biasanya gejalanya sangat ringan. Makanan penderita dapat juga menjadi karier karena bakteri menetap dan berkembang biak dalam kandung empedunya. Bahan yang  berbahaya untuk penularan adalah feses penderita atau karier.
I.      Cara Pemeriksaan Laboratorium
Untuk keakuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal dan biakan empedu.
1.      Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat dan eosinofilia.
2.      Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap kuman tifus. Widal positif kalau titer O (1/160) atau lebih dan atau menunjukkan kenaikan progresif menggunakan metode “Tube Aglutination Test”.
 Reaksi Widal
salmonella typhi mempunyai tiga macam antigen yaitu O antigen (somatik antigen) H antigen (flagellar antigen) dan Vi antigen (virulensi antigen). pada reaksi aglutinasinya :
      Aglutinasi O berbentuk butir-butir pasir yang tidak hilang bila di
      kocok.
      Aglutinassi H berbentuk butir-butir yang holang bila dikocok
      Aglutinsi Vi berbentuk awan.

Reaksi widal adalah suatu reaksi serum(sero-tes)untuk mengetahui ada tidaknya antibody terhadap salmonella tyhpi, dengan jalan mereaksikan serum seseorang dengan antigen O, H, dan Vi dari  laboratorium. Bila terjadi aglutinasi, dikatakan reaksi widal posotif yang berarti serum orang tersebut mempunyai antybody terhadap salmonella tyhpi, baik setelah vaksinasi, setelah sembuh dari penyakit  thypus ataupun sedang menderita thypus. Reaksi widal negatif artinya tidak memiliki antybody terhadap salmonella thypi.
Reaksi widal dipakai untuk menegakkan diagnosa penyakit thypus abdominalis. peninggian titer aglutinin O menunjukkan adanya infeksi yang aktif, peninggian titer aglutinin H menunjukkan disebabakan vaksinasi, peninggian titer aglutini Vi menunjukkan karier.
3.      Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya kuman Salmonella typhi dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan dalam urine dan faeces.
Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine dan faeces dua kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah benar-benar sembuh dan bukan pembawa kuman (carrier).
Sedangkan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit lain maka perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari, dokter akan memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain seperti Paratifoid A, B dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza, malaria, TBC (Tuberculosis), dan infeksi paru (Pneumonia).

J. Pengobatan

Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan. Kadang makanan diberikan melalui infus sampai penderita dapat mencerna makanan. Jika terjadi perforasi usus, diberikan antibiotik berspektrum luas (karena berbagai jenis bakteri akan masuk ke dalam rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atau mengangkat bagian usus yang mengalami perforasi.
Anti biotika yang sering digunakan:
         Kloramfenikol : Dosis : 4 x 500mg/hari . Diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas.
         Tiamfenikol: Dosis ; 4×500 mg.
         Kotrimoksazol : Dosis : 2 x 2 tablet (1 tablet mengandung sulfametoksazol 400 mg dan 80 mg trimetoprim) diberikan selama 2 minggu.Ampisilin dan amoksisilin : dosis : 50-150 mg/kgBB dan digunakan selama 2 minggu.
         Sefalosporin generasi ketiga : dosis 3-4 gram dalam dektrosa 100 cc diberikan selama ½ jam perinfus sekali sehari, diberikan selama 3 hingga 5 hari.

K.         Pencegahan

Vaksin tifus per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%. Vaksin ini hanya diberikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh bakteri Salmonella typhi dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi (termasuk petugas laboratorium dan para pelancong).
Adapun untuk mencegahnya adalah melakukan hal-hal berikut:
1.      Menyediakan tempat pembuangan yang sehat dan higienis.
2.      Mencuci tangan sebelum mengkonsumsi jajanan.
3.      Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamis kebersihan dan kesehatannya.
4.      Menjaga agar sumber air yang digunakan tidak terkontaminasi oleh bakteri thypus.
5.      Jangan menggunakan air yang sudah tercemar. Masak air hingga 100˚C.
6.      Melakukan pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan/jajanan.
7.      Melakukan vaksinasi untuk memberi kekebalan tubuh yang kuat.
8.      Mencari informasi mengenai bahaya penyakit thypus. Jika memahami tentang penyakit    ini, maka pelajar akan lebih mudah untuk menjaga diri dan lingkungannya agar selalu bersih dan sehat.
9.      Menemukan dan mengawasi pengidap kuman. Pengawasan diperlukan agar tidak lengah         terhadap kuman yang dibawa. Sebab, jika lengan, sewaktu-waktu penyakitnya akan kambuh.
10.  Daya tahan tubuh ditingkatkan lagi.
11.  Jangan banyak jajan di luar rumah.
12.  Mengkonsumsi makanan yang masih panas sehingga kebersihannya terjamin.



BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases).
Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infeksi.
Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.

B.       Saran

Adapun saran dari penulis yakni :
1.      supaya kita selalu menjaga kebersihan lingkungan hidup kita agar terhindar dari kontaminasi dengan bakteri salmonella typhi.
2.      Agar mewaspadai sejak dini pencegahan dan pengobatan penyakit typhus.
3.      Dan yang paling penting adalah  ” Mencegah lebih baik daripada mengobati”.



DAFTAR PUSTAKA

      Entjang Indan, dr. 2001. “Mikrobiologi & Parasitologi”, Citra Aditya Bakti : Bandung.
      Arif Mansyur. 2007. “Semiloka Mutu “Pemantapan Mutu tes Rapid Salmonella”, Makassar.
      Brooks, Geo F, Butel, Janet S, Morse, Stephen A. 2005.“Mikrobiologi Kedokteran Edisi Pertama”, Salemba Medica : Jakarta.
      Nugraha Tania. 2010. “Penata Laksanaan Demam Tifoid”,Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
·         www.id.wikipedia.com
·         www.google.com
·         www.e-dukasi.net
·         www.googlecrome.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar